Layar Pertama Dibuka: Pembuka Meriah Unej Film Festival x Sinema Akhir Tahun!

Tok Tok Tok! Layar Avontur x Layar Universitas menjadi pembuka sekaligus penanda akan dimulainya rangkaian dua festival film tahunan. Unej Film Festival (UNEFF) dan Sinema Akhir Tahun (SAT). Acara ini menjadi bentuk kolaborasi segar yang memadukan semangat sineas muda kampus dengan pengalaman menjelajah layar keliling yang telah lebih dulu dilakukan oleh SAT.

Sebelum menyambangi Jember, SAT telah lebih dulu melanglang buana ke beberapa kota, seperti Depok dan Salatiga, membawa semangat sinema independen dan ruang apresiasi bagi karya-karya lokal. Kini, di bawah kolaborasi bersama UNEFF, atmosfer serupa dihidupkan kembali di lingkungan Universitas Jember, yang menciptakan antusiasme penonton yang luar biasa tinggi.

UNEFF dan SAT meyakini bahwa festival film bukanlah semata ajang hiburan. Lebih dari itu, festival film dapat menjadi ruang bersuara dan berdialog, tempat di mana penonton, pembuat film, dan komunitas bisa saling bertukar pandang, memperluas perspektif, serta menambah referensi-referensi yang bermakna.

Dengan menghadirkan deretan film pendek berkualitas, acara Tok Tok Tok!  Layar Avontur X Layar Universitas menyuguhkan pengalaman sinema yang beragam dan menggugah. Beberapa film yang ditayangkan antara lain:

Kiwo Tengen – Sebuah film pendek eksperimental bergenre komedi satir karya Rizqullah Panggabean. Film ini bercerita tentang sepasang sandal yang terpisah di tengah keramaian masjid Syekh Zayed Solo.

The Boy Who Dreamed of Lightning – Sebuah film drama yang mengisahkan seorang anak kecil yang mengalami mimpi aneh yang terus berulang, lalu mencoba mencari makna di balik mimpi tersebut. Dengan narasi yang puitis, M. Raflie Maulana berhasil menyentuh hati penontonnya.

A Ballad in a Sea of Rubbish – Film drama keluarga karya Bhima Agrastya yang berlatar di tengah lautan sampah. Sepasang suami istri menemukan seorang bayi asing yang ‘jatuh dari surga’, dan kedatangan bayi ini menjadi titik awal konflik serta refleksi mendalam tentang kemanusiaan dan harapan di tengah keterbatasan.

Wahyu – Karya Nada Leo Prakasa ini mengangkat cerita tentang seorang remaja yang memiliki penyimpangan seksual. Ia memutuskan untuk masuk ke sebuah pesantren baru, dengan harapan dapat memenuhi hasratnya. Film ini memotret kompleksitas isu sensitif dengan pendekatan yang berani dan reflektif.

Kolaborasi ini mendapatkan dukungan penuh dari pihak Rektorat Universitas Jember serta Fakultas Ilmu Budaya, yang turut berperan penting dalam kelancaran dan kesuksesan acara. Dengan adanya dukungan dari institusi resmi kampus, festival ini dapat berjalan dengan lebih optimal, menjangkau lebih banyak peserta, dan memberikan dampak positif yang lebih luas.

Contact Person:

Email: unejfilmfestival@unej.ac.id

No. Hp: 085732328776

Instagram: @uneffjember

Tiktok: @uneffjember

X: @uneffjember

YouTube : @PSTFUNEJ

Leave a Reply